Salah satu musuh besar pekerja kreatif ketika mengerjakan sebuah project atau tugas kreatif adalah “menunda-nunda”. Di lingkungan yang penuh dengan tenggat waktu sangat ketat, tuntutan kreatif dan juga tekanan ekspektasi menghasilkan karya yang memukau, prokrastinasi atau penundaan ini menjadi hambatan. Kami di studio LZY Visual juga sering mendapati hal tersebut, namun tentu ada cara juga yang biasa kami lakukan untuk mencegah kebiasaan menunda-nunda tersebut. Dalam artikel sesi insight ini kami akan coba mengelaborasikan sudut pandang baru terkait prokastinasi atau menunda-nunda.
Dibalik kebiasaan menunda-nunda pekerjaan
Prokrastinasi atau kegiatan menunda-nunda secara definisi lebih pada kegiatan mengerjakan tugas dengan prioritas rendah terlebih dahulu dibanding tugas dengan prioritas penting. Namun, apabila kegiatan ini dilakukan berulang-ulang akan menjadi sebuah kebiasaan penundaan. Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan biasanya menimbulkan sifat negatif yakni malas. Kenapa begitu? Ya karena mismanagement prioritas dalam pekerjaan sehingga terlihat tidak produktif. Michelle, social media manager kita menyebutnya dengan toxic loop, kegiatan tidak baik yang terus-menerus dilakukan sehingga dampaknya lebih terlihat belakangan
Setelah melihat video TED x “Avoiding the Works?” yang menjadi bahan diskusi tentang prokrastinasi ini, ternyata ada hal positif dibalik kegiatan prokrastinasi.
Secara psikologis, prokrastinasi ini juga diinformasikan sebagai salah satu defence mechanism syaraf otak amygdala dalam menetralisir kecemasan dan ketakutan dari pekerjaan yang dianggap sebagai sebuah ancaman. Dampak positifnya seperti pengurangan tingkat stress dalam jangka pendek. Namun, tentu itu hanya sementara dan tetap tidak menyelesaikan pekerjaan utama kita yang akan berdampak negatif kebelakangnya. Jadi hanya menghilangkan kecemasan terhadap beban sesaat. Faktanya, secara alamiah dalam melakukan pekerjaan kita akan dan pasti melakukan penundaan.
Dira (Graphic Designer) mengatakan siklus prokrastinasi sering terjadi pada seseorang yang memilki tingkat kecemasan tinggi, kepercayaan diri rendah dan juga depresi. Biasanya juga memiliki sifat perfeksionis. Michelle menambahkan kalau hal tersebut membuat kita sering menunggu datangnya waktu dan mood yang baik. Sebaliknya, Indah sebagai Digital Marketer memiliki pandangan lain terhadap hal ini. Digital Marketer kita menyebutkan bahwa mood bisa berubah dengan cepat, atau bahkan hilang, yang membuat kita tidak ada motivasi untuk melakukan pekerjaan. Jika kondisi ini terjadi, maka secara emosional akan lebih susah mengaturnya.
Lalu, gimana caranya kami sebagai pekerja kreatif mengatasi prokrastinasi ini?
Naufal, art director kita menyarankan untuk mengatur pekerjaan menjadi lebih ramping dengan langkah-langkah kecil. Selain itu, dia juga menyarankan penundaan kerja (procrastination) itu sebagai apresiasi kecil setelah memikirkan karya kreatif yang menguras pikiran dan emosi. Misalnya dalam hal brain-storming, asistensi klien, bolak-balik revisi, jadi ya tidak apa-apa sekali-kali main-main sebentar. Kalau Indah, lebih pada manajemen prioritas dengan menggunakan Priorization Matrix sehingga bisa lebih pada memilah-milah pekerjaan mudah yang bisa dicicil. Kemudian apabila menyelesaikan pekerjaan yang dirasa cukup sulit, biasanya akan ditambahkan self-reward agar tidak demotivated.
Kalau dari saya pribadi sebagai penulis, prokrastinasi ini pasti ada indikasinya atau penyebabnya dan seharusnya bisa diidentifikasi secara personal oleh masing-masing, sehingga lebih mudah untuk mencegah atau menetralisirnya. Karena memang terjadi secara natural, hanya controlling yang mungkin bisa kita lakukan. Tapi memang kadang menunda dan mengerjakan diakhir waktu itu ada ketegangan atau adrenalin tersendiri. (Naufal juga setuju dengan keseruan itu). Seperti contohnya ketika saya mengerjakan tugas kuliah UAS yang saya kerjakan hanya 2 hari dan mendapatkan nilai A, padahal tugas tersebut sudah diberikan 2 minggu sebelumnya. Secara kasat mata sih saya efektif mengerjakannya pada 2 hari terakhir. Namun apabila melihat di hari-hari sebelumnya, saya melakukan pekerjaan kecil lain atau menyicil seperti memikirkan topik, dll. Memang menunda-nunda sangat tidak direkomendasikan untuk pekerjaan yang belum pernah dilakukan sih.
Mengatur mindset agar tetap seimbang
Bukan hal nyaman memang apabila mengerjakan sebuah tugas yang sulit. Jadi secara tidak sadar akan tergoda untuk menunda pekerjaan. Tapi apakah mungkin kita akan berkembang dengan tugas atau pekerjaan yang itu-itu saja? Bukankah menyelesaikan pekerjaan yang sulit itu merupakan proses kita bertumbuh di berbagai aspek? Memang tidak mudah, sering gagal juga tidak masalah asalkan kita juga mengevaluasi pekerjaan tersebut. Pekerjaan kreatif bukanlah sesuatu yang pakem secara tekanan bahkan tingkat keberhasilannya, tapi itu yang membuatnya seru bukan?
Have a good day creative people!
Referensi: TED x “Avoiding the Works?” Insight tulisan dari Indah Purwanto, Naufal Afthony, Yakin, Dira, Michelle (2023)
Comentários